Kesehatan merupakan investasi. Dengannya, berbagai aktivitas akan dapat dilakukan untuk mendedikasikan diri. Dengannya pula, dharma bakti dapat dipersembahkan kepada negeri. Begitu pentingnya kesehatan, sehingga tanpanya, berbagai aktivitas seolah tidak akan pernah ada. Oleh karena itu, sepatutnya kesehatan menjadi prioritas untuk dijaga.
Kesehatan merupakan buah. Eksistensinya adalah akibat dari banyak faktor yang salah satunya adalah perilaku. Jika perilaku yang dibuat positif, kondisi kesehatan akan baik. Demikian pula sebaliknya, jika perilaku negatif yang dilakukan, kondisi kesehatan bisa memprihatinkan.
Jumat, 1 November 2024, tim komisi penanggulangan AIDS kabupaten Demak berkunjung ke SMP Negeri 1 Mranggen. Mereka bertandang dengan membawa misi urgent. Sosialisasi tentang penyakit menular seksual dipaparkan. Ini merupakan penyakit yang disebabkan terutama oleh perilaku menyimpang yang akhir-akhir ini ditemukan.
Dewasa ini, didapat data bahwa pengidap Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Infeksi Menular Seksual (IMS) dan AIDS meningkat di berbagai daerah, termasuk kabupaten Demak. Oleh Ibu Titi Setyowati dari komisi penanggulangan AIDS kabupaten Demak, dinyatakan bahwa pengidapnya bahkan ada yang masih bayi. Ini adalah kondisi yang mengkhawatirkan.
Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa IMS dan AIDS ialah penyakit yang disebabkan dan ditularkan melalui perilaku seksual berisiko. Jadi, pengidapnya kemungkinan besar berperilaku seksual berisiko atau orang yang berkontak dengan mereka. Adapun bayi adalah korban dari perilaku menyimpang yang kemungkinan diperbuat oleh orang tuanya.
Di auditorium SMP Negeri 1 Mranggen (Spensa), Ibu Titi bersama rekannya, Ibu Bella D. menyampaikan paparan yang dihadiri oleh tiga ratusan siswa kelas IX. Kepada mereka, diinformasikan berbagai hal penting, seperti apa itu AIDS dan IMS, ciri-ciri dan gejala, penyebab, pencegahan, penularan, akibat dan pengobatan yang harus dilakukan secara intensif.
“Mengidap AIDS adalah sesuatu yang berat. Tubuh akan kehilangan imunitas. Berbagai penyakit dapat dengan mudah menyerang dalam waktu bersamaan. Tanpa menunggu lama, akhir tragis yang segera datang adalah kematian. Jadi, untuk adik-adik di SMP Negeri 1 Mranggen, saya himbau untuk tidak melakukan kegiatan seksual sebelum menikah, ya!” Demikian disampaikan oleh ibu Titi.
Pada kesempatan tersebut, kepada siswa-siswa juga disampaikan kisah nyata tentang seorang siswa yang mengidap AIDS. Kehidupannya tidak bertahan lama. Potensi dan prestasinya terhenti seketika karena perilaku seksual berisiko yang dilakukan sebelumnya. Ini adalah fakta yang dikisahkan agar siswa termotivasi untuk menghindarinya.
Berdasar pada fakta, data dan keprihatinan tentang masalah ini, sosialisasi dilakukan di sekolah-sekolah secara bergantian. Siswa-siswa menjadi obyek sosialisasi karena mereka berpotensi menjadi pelaku seksual berisiko tanpa mengetahui bahwa akibatnya sangat fatal, yakni mengidap IMS dan AIDS. Dengan menyimak dan menghayati isi sosialisasi, sangat diharapkan agar siswa-siswa terhindar dari penyakit mematikan ini.
Generasi muda yang terselamatkan dan dapat meraih cita-cita yang diidamkan adalah asa yang membuat sosialisasi ini dilakukan. SMP Negeri 1 Mranggen antusias membuka tangan untuk menerima dan bekerja sama dengan berbagai instansi demi memberikan edukasi kepada anak-anak penerus negeri.
Demikian liputan ini dikabarkan. Sampai jumpa. Salam asa. Salam jaya Spensa. (AA)
Beri Komentar